
Sebagai pakar hubungan dari Inggris, Keren Smedley juga memerhatikan meningkatnya frekuensi ketidaksetiaan perempuan. Menurutnya, selama ini perempuan memang merasa dibebani keharusan untuk mempertahankan perkawinan yang tidak sehat. Namun, akhir-akhir ini mereka tidak lagi merasa tak berdaya dan memaksa diri untuk bertahan.
Ketika mereka terjebak dalam suatu perkawinan yang tidak bahagia, seorang pria baru bisa menjadi semacam pelarian. Kesetaraan juga memberikan perempuan suatu kecenderungan dan kemampuan untuk sama tidak setianya dengan suami mereka.
Menurut survei yang digelar oleh Sexual Attitudes and Lifestyle pada tahun 2001, tercatat sebanyak 14,6 persen pria mengaku tidak setia pada pasangannya. Persentase perempuan ternyata tidak jauh berbeda. Hampir 1 dari 10 perempuan mengaku pernah berselingkuh.
"Menurut saya, alasan perempuan saat berselingkuh tidak jauh berbeda dari pria," ujar Paula Hall, konselor hubungan di firma Relate. "Mereka mencari perhatian dan rasa sayang, dan seks termasuk di dalamnya."
Sementara itu, hasil survei terbaru yang diprakarsai website Netmums menyatakan, hampir 25 persen istri tidak setia kepada suaminya.
Komentar Suwoto : Dalam hal perselingkuhan wanita dan pria sama saja. Tetapi jika dilandasi iman yang kuat maka perselaingkuhanpun tak akan terjadi. Meningkatnya jumlah perselingkuhan ini merpakan satu indikator semakin melemahnya keimanan mereka.
Sumber : www.kompas.com diakses hari Rabu tanggal 9 Juni 2010
0 komentar:
Posting Komentar