Rizki menurut
para ulama ialah”apa saja yang bisa dimanfaatkan (dipakai, dimakan,atau
dinikmati) oleh manusia”. Rizki dengan demikian meliputi uang, makanan,ilmu
pengetahuan, rumah, kendaraan, pekerjaan, anak-anak, istri, kesehatan,
ketenangan, segala sesuatu yang dirasa nikmat dan membawa manfaat bagi manusia.
Selama ini orang
banyak mengaitkan rezeki dengan uang. Hal ini tidak seluruhnya salah karena
pada saat ini dengan uang, orang bisa meraih kenikmatan dan memperoleh manfaat
dunia dan akhirat apa saja. Sebagaimana ajalnya keberadaan rizki manusia telah
dijamin oleh ALLAH SWT.
QS Ar Ruum: 40
ALLAH SWT yang
menciptakan kamu kemudian memberimu rizki, kemudian mematikanmu, kemudian
menghidupkanmu (kembali).
Imam Ghazali
membagi rizki menjadi 2 yaitu :
1. Rizki
lahiriah yaitu rizki yang diberikan ALLAH SWT kepada seluruh
makhlukNya
Contoh: makanan,
tempat tinggal, harta, kedudukan, dll
2. Rizki
Batiniah yaitu rohmah(kasih sayang), ketenangan jiwa, ketenangan batin,
iman
Tidak semua
orang mendapatkan hanya orang tertentu yang mendapatkan.
Ada juga memberi
arti rizki adalah apa yang dimakan dan jadi kotoran, dipakai dan jadi usang dan
apa yang disedekahkan di jalan ALLAH dan jadi besar.
Hal- hal yang
menghambat rizki:
1. Lepasnya
tawakal dari hati
Contohnya: Orang
yang bertawakal kepada ALLAH SWT maka segala kebutuhannya akan dicukupi
olehALLAH SWT. QS At Thalaq : 3
2. Melakukan
dosa dan maksiat.
Mencairkan dosa
dan maksiat dengan jalan taubat dan memperbanyak istighfar
3. Maksiat saat
mencarinya/memperolehnya dengan tidak menggunakan cara yang halal
4. Pekerjaan
yang membuat kita lalai dari ALLAH SWT
5. Tidak
mengeluarkan shadaqah
Dunia ini untuk
4 macam orang yaitu:
1. Diberi rizki
harta dan ilmu
Orang tersebut
bertakwa, tidak sombong, membangun silaturahmi, dekat dengan sahabat, dia
mengerti mana hak ALLAH SWT yang harus dijalankan dan hak manusia yang harus
diberikan
2. Diberi ilmu
tapi tidak diberi rizki yang banyak
Orang tersebut
berilmu tinggi tapi rizkinya tidak banyak. Memiliki niat baik, benar dan ikhlas
dan memiliki modal niat apabila diberi harta akan melakukan hal yang sama
seperti orang pertama maka orang ini sudah mendapat pahala sama dengan orang
pertama.
3. Diberi rizki
banyak dan tidak punya modal ilmu
Orang jenis
ketiga ini melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan agama, tidak peduli
halal dan haram. Tidak bertakwa, tidak mengetahui haknya ALLAH SWT , memutus
silaturahmi
4. Tidak diberi
rizki banyak dan tidak punya modal ilmu
Orang jenis
keempat ini apabila diberi rizki seperti orang ketiga dan melakukan hal yang
sama, tidak zakat, shodaqoh.
Nabi Muhammad
SAW pernah bersabda bahwa semua yang kita lakukan, peroleh sudah tertulis di
dalam buku catatan ALLAH SWT di Lauh Mahfuz. Kemudian salah seorang sahabat
nabi bertanya kepada Nabi. Buat apa kita beramal, beribadah, bekerja dan
berdo’a kalo semuanya sudah tertulis di kitabNya wahai Nabi? Bukankah
kalo takdirnya kaya maka waktunya juga akan kaya, kalo pandai akan pandai?
Nabi menjawab
“berbuatlah, beramallah, bekerjalah, berdo’alah karena amal yang kita lakukan
ditakdirkan mendekati takdir yang sudah ditulis untukmu. Jika takdirnya kaya
dengan berbuat/bekerja/berusaha dan berdoa maka ALLAH SWT akan mempermudah kamu
untuk kaya.
Sumber rizki ada
3 macam yaitu :
1. Rizki yang
sudah ditentukan
Seperti rizki
makan dan minum. Kita bahkan jarang berdo’a minta diberi makanan dan miuman
tetapi atas rahmat dan kasih sayangNya kita semua bisa makan dan minum. ALLAH
SWT menjamin semua rizki makhluk yang hidup di muka bumi ini.
2. Rizki karena
berusaha/bekerja/beramal
Setiap orang
mendapatkan rizkinya karena orang itu bekerja. ALLAH SWT meninggikan derajat
sebagian hambaNYa dari yang lain agar kehidupan di muka bumi ini dapat
berlangsung dengan normal. Oleh karena itu ada yang mendapat peran sebagai
orang kaya dan miskin, memiliki jabatan rendah dan jabatan tinggi, berilmu dan
tidak, kuat dan lemah dll. Apabila semua orang kaya bagaimana kehidupan di muka
bumi dapat berjalan dengan normal mungkin tidak ada yang mau membangun
jembatan, sekolah, jalan, jadi karyawan,petani, pedagang dll. Apapun
peran yang diberikan ALLAH SWT bagi kita perlu ridho dengan segala
ketentuanNya.
3. Rizki karena
ketaatan / rizki yang tidak diduga - duga
Karena hamba itu
begitu taat, dekat dan rajin beribadah sehingga ALLAH SWT mencintainya maka
diberi rizki yang berkah, banyak dan melimpah. Bukti tanda kecintaan dan
ridhoNya sedangkan orang non muslim juga mendapat rizki yang banyak tetapi
kadang ALLAH SWT memurkainya. Apabila kita sudah berdoa, beribadah, mendekat
kepada ALLAh SWT tapi masih saja belum diberi sesuai apa yang kima inginkan.
Berpikir positiflah . Walau seseorang berusaha untuk mendapatkan status
finansial yang lebih baik, perubahan itu mungkin tidak pernah terwujud.
Tidaklah benar jika seseorang menganggap suatu kondisi itu merugikan. Tentu
saja seseorang boleh berdo’a kepada Allah untuk mendapatkan kekayaan jika
kekayaan itu digunakan di jalan Allah. Bagaimanapun juga, ia harus mengetahui
bahwa jika keinginannya itu tidak dikabulkan Allah, itu disebabkan alasan
tertentu. Mungkin saja bertambahnya kekayaan sebelum matangnya kualitas
spiritual seseorang dapat mengubahnya menjadi orang yang gampang diperdaya oleh
setan. Banyak alasan Ilahiah lainnya—di antaranya tidak langsung disadari atau
hanya akan terlihat di akhirat—dapat mendasari terjadinya sebuah peristiwa.
Seorang usahawan, misalnya, bisa saja tertinggal sebuah pertemuan yang akan
menjadi pijakan penting dalam kariernya. Akan tetapi, jika saja pergi ke
pertemuan itu, ia bisa tertimpa kecelakaan lalu lintas, atau jika pertemuannya
diadakan di kota lain, pesawat yang ditumpanginya bisa saja jatuh.
Semoga kita
semua lebih bisa mensyukuri, melihat rizki yang sudah diberikan kepada kita.
Rizkimu tidak bisa di ambil orang lain dan kamu tidak bisa mengambil rizki
orang lain. Karena ketika di dalam kandungan semuanya sudah tertulis. Jadi
berfikirlah positif untuk apapun yang sudah, belum dan akan terjadi.
“Tiada suatu bencana pun
yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya,
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (al-Hadiid: 22)
Sumber : AL
HARAMAIN EDISI 55 MARET 2011