Sistem Ranking Bikin Anak Tak Sekolah

Anggota Komisi A DPRD Karimun, Provinsi Kepulauan Riau Ust Komaruddin mengatakan, banyak anak dari keluarga tidak mampu terancam tak sekolah akibat penerapan sistem rangking dalam penerimaan siswa baru.

”Banyak warga mengadu karena anaknya terancam tak sekolah akibat sistem rangking dalam penerimaan siswa baru,” katanya, di Tanjung Balai Karimun, Jumat (2/7/2010).

Warga mengaku terancam tidak dapat menyekolahkan anak karena sekolah terdekat tidak menerapkan sistem rayon atau domisili dalam menerima siswa baru.

”Bagi warga menengah atas mungkin tak masalah, karena mereka dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lebih jauh. Sebaliknya, warga miskin justru menjadi masalah karena terbentur biaya ongkos anak ke sekolah,” katanya.

Ia menjelaskan, keluhan tersebut umumnya berasal dari orang tua yang akan menyekolahkan anaknya ke jenjang SMA.

”Untuk tingkat SD dan SMA belum jadi masalah karena jumlah sekolah di dua tingkatan ini lumayan banyak,” ucapnya.

Menurut dia, Dinas Pendidikan seharusnya menerapkan sistem rayon sehingga memberi kesempatan bagi anak tidak mampu untuk diterima di sekolah terdekat.

”Kalaupun sistem rangking, pengelola sekolah harus tetap mengutamakan anak yang tinggal di sekitar sekolah sehingga tidak satupun anak yang gagal masuk sekolah,” tuturnya.

Pada rapat dengar pendapat bersama Disdik beberapa waktu lalu, Komisi A sebenarnya sudah menyampaikan agar penerimaan siswa baru tetap mengutamakan anak terdekat. Namun, kenyataannya penerimaan siswa baru mengacu pada sistem rangking.

”Sistem rangking ini membuka peluang adanya anak titipan pejabat terutama pada sekolah-sekolah unggulan,” tambahnya.

Pihak dewan dalam waktu dekat berencana akan memanggil kembali Disdik guna mempertanyakan kebijakan tersebut. ”Kami menginginkan tidak ada anak yang tidak bersekolah pada tahun ajaran kali ini,” ucapnya.

Sementara itu, seorang warga Tanjung Balai Karimun, Rz, mengaku terancam tidak dapat menyekolahkan anaknya karena sekolah terdekat menerapkan sistem rangking.

”Anak saya mau masuk SMA, sementara sekolah negeri terdekat menerapkan sistem rangking,” katanya.

Dia mengatakan tidak punya biaya untuk menyekolahkan anak ke sekolah yang lebih jauh karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos angkutan umum.

”Dekat rumah kami memang ada sekolah swasta, namun kami tentu tidak berani menyekolahkannya ke sana karena biaya jauh lebih besar,” tambahnya.

Di Pulau Karimun Besar terdapat empat SMA negeri yang letaknya saling berjauhan. Keempat SMA tersebut masing-masing SMAN 1 di Kelurahan Kapling Kecamatan Tebing, SMAN 2 di Batu Lipai, SMAN 3 di Kelurahan Sei Raya Meral dan SMAN 4 Binaan di Bati di Tebing.

Sumber : www.kompas.com diakses hari Sabtu tanggal 3 Juli 2010

0 komentar:

Posting Komentar